ZoyaQQ Lounge - Bercinta di dalam air, seperti di kolam renang, pemandian air hangat, ataupun di laut dan alam terbuka lainnya, pasti memberikan sensasi menyenangkan. Sebelum mulai mencoba bercinta di dalam air, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
Apakah bercinta di air berbahaya?
Pada dasarnya, seks perlu persiapan matang. Ketika hendak berhubungan intim di tempat-tempat yang kurang familier, Anda dan pasangan harus lebih mempersiapkan diri. Seks di dalam air bisa menyenangkan dan terasa intim. Namun, aktivitas ini juga dapat menghadirkan tantangan dan masalah keamanan.
Saat berada di air, Anda perlu waspada terhadap potensi cedera akibat terpeleset, jatuh, atau tenggelam. Bersetubuh di dalam air juga meningkatkan risiko penyakit menular seksual (PMS), iritasi vagina, dan infeksi saluran kemih (ISK). Anda tetap harus mempraktikkan seks yang aman dan menggunakan alat kontrasepsi tahan air, seperti pil KB atau IUD (intrauterine device). Kondom mungkin masih efektif di dalam air, tetapi kemungkinan besar akan pecah, kendor, atau lepas.
Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan beberapa hal sebelum berhubungan intim.
Risiko bersetubuh di dalam air
Beberapa orang mungkin memilih untuk berhubungan seks di dalam air karena dapat membantu meringankan masalah mobilitas atau nyeri sendi.
Kegiatan ini mungkin juga menawarkan aktivitas seks yang lebih menyenangkan yang mungkin tidak dirasakan saat di luar air. Namun, ada risiko bahaya yang perlu Anda ketahui sebelum mencoba bersetubuh di dalam air.
1. Air kotor
Jenis air yang berbeda memiliki kandungan yang berbeda. Meski air keran biasa digunakan untuk mandi, air tersebut juga masih berpotensi membawa kuman dari pipa-pipa penyaluran bawah tanah. Sama halnya dengan dengan air kolam renang yang berkaporit atau air laut yang mengandung garam serta biota laut tak kasat mata.
Sebuah laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2016 sebenarnya tidak merekomendasikan Anda untuk bercinta di dalam air. Pasalnya, zat seperti klorin pada air kolam renang atau kandungan garam air laut bisa menempel di dinding vagina dan penis. Tingkat pH (keasaman) organ kelamin yang kacau bisa meningkatkan risiko Anda dan pasangan terkena infeksi bakteri atau jamur pada vagina atau penis.
2. Air menghilangkan pelumas alami
Beberapa orang yang melakukan seks di dalam air percaya bahwa air dapat menggantikan fungsi pelumas vagina alami. Mereka berpikir tak masalah untuk langsung bercinta tanpa foreplay (pemanasan sebelum bercinta) atau menggunakan pelumas seks jika melakukannya di air.
Faktanya, anggapan tersebut tak sepenuhnya benar. Tingkat pH air yang lebih tinggi atau rendah, tergantung dari sumber airnya, daripada pH vagina bisa mengeringkan pelumas vagina alami. Kurangnya pelumasan dalam vagina malah membuat penetrasi penis jadi terasa sakit.
3. Berisiko terkena penyakit menular seksual
Kandungan klorin dalam kolam renang atau air hangat dalam bak mandi bisa mematikan kuman dalam air, tetapi tidak benar-benar membasmi sepenuhnya. Jadi, risiko Anda untuk tertular penyakit kelamin dari pasangan yang positif tetap sama tingginya dengan seks di atas tempat tidur jika tidak menggunakan kondom.
Terlebih, seks di dalam air cenderung membuat orang-orang tidak menggunakan pelumas seks. Jika kekurangan pelumas alami, hal ini bisa menimbulkan luka lecet pada vagina. Nah, luka lecet pada vagina inilah yang bisa jadi gerbang masuknya bakteri atau kuman penyakit hingga ke dalam tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar