ZoyaQQ Lounge - Melakukan hubungan intim adalah hal yang wajar dilakukan setiap pasangan suami istri. Namun, selalu pastikan hubungan seks berkualitas karena ini berhubungan juga dengan kualitas hidup pasangan. "WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyatakan bahwa salah satu kualitas hidup yang baik adalah kualitas seksual yang sehat," kata dr. Herdiman B. Purba, SpKFK(K), di Ballroom Grand Hyatt, Jumat (21/7/2022).
Dokter Subspesialis Kedokteran Fisik Rehabilitasi Neuromuskular dan Seksual yang berpraktik di Klinik Kamirawat ini, menyayangkan hal ini belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat. Nyatanya dalam kehidupan sehari-hari, masih ada anggapan bahwa wanita dalam aktivitas seksual berperan melayani laki-laki.
"Selama ini yang terjadi di masyarakat, pasangan itu sering kali, wanita seolah-olah saat melakukan aktivitas seksual sebagai bentuk pelayanan pada pasangannya," ujarnya. Dia menambahkan, "Ada yang melayani dan dilayani, kalau begitu situasinya maka tidak akan pernah berimbang. Apakah begitu seharusnya? Tentu tidak." Tanpa sadar, pemikiran tersebut masuk ke alam bawah sadar dan tertanam. Wanita pun juga akan merasa bahwa aktivitas seksual yang dilakukan dengan pasangannya merupakan sebuah tugas, bukan kesenangan.
Dengan situasi yang seperti ini, maka aktivitas seksual yang berkualitas akan sulit didapatkan oleh pasangan. "Itu yang mau kita sampaikan ke masyarakat, bahwa wanita itu mempunnyai kesempatan dan hak yang sama untuk menikmati aktivitas seksual bersama pasangannya," kata dokter Herdiman. Lantaran rasa tidak nyaman ini, terkadang wanita akhirnya memalsukan orgasme yang dialaminya. Padahal, sebenarnya masih belum mencapai puncak. Namun, memilih memalsukan orgasme karena ingin cepat menyelesaikan "tugasnya".
"Ini tidak kita harapkan, karena konteks berkualitas itu menyenangkan dan membahagiakan kedua belah pihak," tuturnya. Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh pasangan untuk mencapai aktivitas seksual berkualitas? Dokter Herdiman menyarankan, untuk berkomunikasi secara terbuka satu sama lain dengan pasangan. Mencari tahu apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasangan, untuk mencapai hubungan seks yang berkualitas.
"Kamu situasinya seperti apa, sukanya apa, maunya apa. Ketika terbuka dengan pasangan, itu merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan masalah keterbukaan dan komunikasi yang baik," pungkasnya. Selain itu, rehabilitasi seksual juga bisa dilakukan, apalagi jika mengalami disfungsi seksual. Namun untuk melakukannya, harus dilakukan bersama-sama dengan pasangan. Hal ini dilakukan agar pasangan saling memahami satu sama lain dan mengupayakan kesenangan bersama.
Kualitas & kenyamanan
Dengan situasi yang seperti ini, maka aktivitas seksual yang berkualitas akan sulit didapatkan oleh pasangan. "Itu yang mau kita sampaikan ke masyarakat, bahwa wanita itu mempunnyai kesempatan dan hak yang sama untuk menikmati aktivitas seksual bersama pasangannya," kata dokter Herdiman. Lantaran rasa tidak nyaman ini, terkadang wanita akhirnya memalsukan orgasme yang dialaminya.
Padahal, sebenarnya masih belum mencapai puncak. Namun, memilih memalsukan orgasme karena ingin cepat menyelesaikan "tugasnya". "Ini tidak kita harapkan, karena konteks berkualitas itu menyenangkan dan membahagiakan kedua belah pihak," tuturnya. Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh pasangan untuk mencapai aktivitas seksual berkualitas? Dokter Herdiman menyarankan, untuk berkomunikasi secara terbuka satu sama lain dengan pasangan. Mencari tahu apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasangan, untuk mencapai hubungan seks yang berkualitas.
"Kamu situasinya seperti apa, sukanya apa, maunya apa. Ketika terbuka dengan pasangan, itu merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan masalah keterbukaan dan komunikasi yang baik," pungkasnya. Selain itu, rehabilitasi seksual juga bisa dilakukan, apalagi jika mengalami disfungsi seksual. Namun untuk melakukannya, harus dilakukan bersama-sama dengan pasangan. Hal ini dilakukan agar pasangan saling memahami satu sama lain dan mengupayakan kesenangan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar