Kamis, 30 Juni 2022

Bahaya Tembakau untuk Menurunkan Beban Kesehatan



ZoyaQQ Lounge –  Berhenti merokok bukanlah hal yang mudah. Tak hanya membutuhkan niat dan tekad yang kuat untuk bisa menghentikan kebiasaan berisiko ini, para perokok juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah melalui kebijakan yang tepat sasaran. Nah, bagaimana dengan penggunaan produk tembakau alternatif? Menurut data World Population Review, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Hal ini tentu bukanlah suatu prestasi yang dapat dibanggakan.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengurangi prevalensi merokok, seperti program layanan berhenti merokok dari Kementerian Kesehatan. Layanan ini memberikan panduan bagi perokok yang ingin berhenti merokok melalui pemantauan secara bertahap setiap minggunya.

Meski demikian, menimbang masih tingginya angka perokok dewasa di Indonesia, diperlukan adanya solusi alternatif yang dapat mendukung upaya yang sedang dan telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah prevalensi merokok di Indonesia.

Salah satu strategi baru yang dapat dipertimbangkan adalah adopsi konsep pengurangan bahaya tembakau melalui penggunaan produk tembakau alternatif bagi perokok yang belum dapat berhenti merokok sepenuhnya.

Kebijakan Terkait Penggunaan Produk Tembakau Alternatif

Adopsi konsep pengurangan bahaya tembakau untuk menanggulangi permasalahan prevalensi merokok bukanlah sesuatu yang baru. Beberapa negara telah menuangkan strategi tersebut dalam berbagai kebijakan progresif. Salah satunya adalah Inggris.

Sejak tahun 2016, Inggris telah melihat penggunaan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, snus, nikotin tempel, atau permen nikotin sebagai alternatif yang lebih baik untuk membantu para perokok yang kesulitan berhenti merokok agar dapat mengurangi risiko yang mungkin timbul dari kebiasaan merokok.

Melalui berbagai kebijakan dan regulasi, Inggris berencana untuk mewujudkan negara bebas asap rokok pada tahun 2030 nanti.

Jenis Produk Tembakau Alternatif

Dari sekian banyak produk tembakau alternatif yang sudah tersedia, rokok elektrik atau vape merupakan produk yang paling mudah dijumpai.

Laporan yang diterbitkan oleh Public Health England (PHE) pada tahun 2020 menyebutkan bahwa ada sekitar 27% perokok di Inggris yang menggunakan vape sebagai upaya berhenti merokok.

“Pada tahun 2017, lebih dari 50 ribu perokok berhenti merokok dengan produk vape,” tulis laporan tersebut.

Menelisik Teori Kesehatan Produk Tembakau Alternatif




Seperti diketahui, kebiasaan merokok merupakan perilaku yang berisiko menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Risiko ini dipicu oleh proses pembakaran yang menghasilkan asap dengan kandungan TAR dan ribuan senyawa berbahaya.

Sementara itu, produk tembakau alternatif, seperti vape dan produk tembakau yang dipanaskan, dinilai berisiko lebih rendah sebab tidak melalui proses pembakaran. Lantas, apa kata penelitian mengenai profil risiko produk-produk alternatif tersebut?

Beberapa riset menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki peluang lebih rendah dalam meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti kanker, termasuk kanker mulut dan kanker paru-paru, penyakit kardiovaskular, dan penyakit paru apabila dibandingkan dengan rokok. SUMOQQ

Konsumsi produk tembakau alternatif juga terlihat dapat membantu para perokok untuk menghentikan kebiasaan merokok. Namun, di sisi lain, produk tembakau alternatif juga tidak bebas dari risiko kesehatan. Hal ini karena produk tembakau alternatif masih mengandung nikotin yang dapat menyebabkan ketergantungan.

Melihat potensi pengurangan bahaya tembakau pada produk-produk tembakau alternatif menurut berbagai penelitian, adopsi kebijakan yang serupa dengan Inggris terkait produk tembakau alternatif tentunya menarik untuk dipertimbangkan dalam rangka mengatasi permasalahan prevalensi merokok di Indonesia. Apalagi mengingat jumlah perokok di Indonesia yang tidak banyak berubah setiap tahunnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar